Objek wisata menarik yang ada di muntok kabupaten bangka barat.

Berikut ini objek wisata yang ada dikota muntok kabupaten bangka barat. Kabupaten bangka barat memang menarik untuk di kunjungi ketika berwisata ke provinsi bangka belitung.

Seperti daerah lainnya di provinsi ini, kabupaten bangka barat memiliki keindahan alam dan menyajikan aneka wisata bahari yang mengagumkan. Selain dari kekayaan budaya dan kelezatan kuliner khas nya.

Apa saja objek wisata yang terdapat di muntok. Kabupaten bangka barat. Berikut ini ulasannya.



Pesanggrahan Menumbing
Pesanggrahan Menumbing merupakan destinasi wajib dikunjungi para pelancong. Jaraknya 12 kilometer dari kota Muntok. Pasalnya, di tempat dengan ketinggian 445 meter di atas permukaan laut (mdpl) inilah para tokoh kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta diasingkan Belanda pasca Agresi Militer Belanda di Yogyakarta. Mereka diasingkan ke Muntok untuk membatasi pergaulan mereka berhubungan dengan dunia internasional. Selain Bung Karno dan Bung Hatta, para tokoh yang turut diasingkan ke Muntok adalah A Gafar Pringgodigdo, Ass'aat, Surya Darma, Ali Sastroamidjojo, Moh Roem, dan H Agus Salim.

Penjaga Pesanggrahan Menumbing, Mas Sutejo akan menunjukkan dan menjelaskan secara detil ruang-ruang bangunan yang dibangun tahun 1928 itu. Setelah memasuki ruang tamu, wisatawan akan melewati sebuah aula. Dulunya aula ini merupakan penjara untuk para tokoh republik sebelum dialihfungsikan sebagai tempat sidang tentara Belanda.

Di pojok ruangan terdapat mobil Ford Deluxe 8 silinder berpelat BN 10 yang sering digunakan Bung Hatta bolak-balik Muntok-Menumbing. Kamar Bung Karno ada di pojok ruangan. Suasana masih dipertahankan sesuai aslinya. Bung Karno sempat diasingkan di Pesanggrahan Menumbing. Namun karena tidak tahan dengan udara dingin, Bung Karno minta dipindahkan ke Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam.

Setelah tanggal 5 Juli 1949 diumumkan pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta, maka tanggal 6 Juli 1949, Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasional itu diterbangkan ke Yogyakarta.

Museum Timah
Banka Tin Winning (BTW) merupakan Kantor Pertambangan Timah Bangka pada zaman Belanda ini didirikan pada tahun 1915. Awalnya gedung ini bernama Hoofbureau Banka Tinwinning Bedriff yang juga sekaligus sebagai pusat pemerintahan (residen) Belanda di Pulau Bangka.

Museum Timah ada dua di Indonesia, yakni di Pangkalpinang dan di Muntok. Museum Timah di Jalan Jenderal Soedirman Muntok merupakan salah satu aset dari PT Timah ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama diisi dengan berbagai macam galeri pertimahan. Sedangkan lantai dua merupakan ruang perpustakaan, kantor, auditorium dan lain-lain.

Di Museum Timah ini, wisatawan juga akan membaca pengakuan Suster Vivian Bullwinkel yang selamat dari pembantaian tentara Jepang. Kisahnya bermula tanggal 22 Februari 1942 ketika sekitar 65 perawat Angkatan Darat dari Rumah Sakit Umum Australia hendak kembali ke Australia menggunakan KM Vyner Brooke.

Saat berlayar tanggal 14 Februari 1942 kapal tersebut dibom pesawat tentara Jepang di perairan Selat Bangka yakni di Pantai Radji, kawasan Tanjung Kelian. Akibatnya 12 perawat hilang dan 22 lainnya berhasil mencapai pantai utara Pulau Bangka dengan naik sekoci dan sebagian lagi berenang. Saat mendarat di pantai, mereka ditawan tentara Jepang. Tanggal 16 Februari 1942 mereka dibawa ke pantai dan ditembak.

Mercusuar Tanjung Kelian
Tanjung Kelian berjarak 7 kilometer dari kota Muntok. Ini merupakan destinasi wisata paling populer di ibu kota Kabupaten Bangka Barat. Di Tanjung Kelian terdapat mercusuar yang dibangun Belanda tahun 1862 dengan memperkerjakan arsitek dari Inggris.

Ketinggian mercusuar tersebut lebih kurang 56 meter dengan 192 anak tangga. Pancaran sinar lampunya mencapai radius 25 mil dan berputar ulang setiap 10 detik sekali untuk memandu kapal-kapal keluar masuk Selat Bangka. Agar tidak penasaran, silakan meniti satu demi satu anak tangga untuk mencapai puncak mercusuar. Disarankan naik mercusuar pada sore hari.

Awal berjalan meniti tangga lantai dasar memang agak gelap, tidak ada penerangan. Hati-hati saat naik tangga karena agak curam. Namun setengah perjalanan selanjutnya cahaya memasuki setiap lubang udara yang ada. Rasakan embusan angin yang memasuki mercusuar. Sampai di atas, pemandangan yang tersaji di depan mata sangat memesona. Dermaga feri yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera terlihat cerah di sore hari.

Saat menoleh ke bawah, sebuah bangkai kapal tua Van der Parra yang tenggelam karena dihujani bom tentara Jepang masih tersisa di tepi pantai. Sebelum tenggelam, Van der Parra sengaja ditarik ke tepi pantai dan dibiarkan teronggok di sini.

Haus usai menuruni tangga mercusuar? Jangan khawatir, mampirlah di warung pak Indra dan bu Anisa. Cicipi kelezatan otak-otak dan segarnya meneguk air kelapa muda. Harga seporsi otak-otak, berisi 20 bungkus sebesar Rp 20.000. Kelapa muda Rp 10.000. Menikmati otak-otak dan kelapa muda sembari menyaksikan matahari terbenam merupakan pengalaman luar biasa di Tanjung Kelian.

Masjid Jamik dan Kelenteng Kong Fuk Miau
Mampirlah ke Pasar Muntok. Di sini wisatawan akan menemukan dua buah tempat ibadah berdiri berdampingan, Masjid Jamik dan Kelenteng Kong Fuk Miau. Masjid Jamik merupakan masjid tertua di Pulau Bangka yang dibangun tahun 1883. Pembangunan masjid dilakukan pada masa pemerintahan H Abang Muhammad Ali dengan gelar Tumenggung Karta Negara II dengan dibantu tokoh masyarakat Muntok saat itu yakni H Nuh dan H Yakub.

Sementara Kelenteng Kong Fuk Miau diperkirakan dibangun tahun 1800-an dan merupakan kelenteng tertua di Kepulauan Bangka Belitung. Pembangunan kelenteng ini merupakan hasil urunan dari para pekerja penambangan timah keturunan Tiongkok yang berada di kota Muntok.

Kedatangan etnis Tionghoa dimulai sejak zaman permulaan kota Muntok berdiri, di mana ketika itu Sultan Mahmud Badaruddin I mendatangkan orang-orang dari Siam dan Kuching serta ditambah orang-orang Tiongkok peranakan Palembang untuk bekerja di penambangan timah. Kelenteng ini masih aktif dan menjadi tempat ibadah kebanggaan etnis Tionghoa di Muntok. Sayang keberadaan Masjid Jamik dan Kelenteng Kong Fuk Miau tertutup oleh keberadaan Pasar Muntok.

Pesanggrahan Muntok
Pesanggrahan Muntok dikenal dengan Wisma Ranggam. Pesanggrahan Muntok dibangun  tahun 1827 oleh Banka Tin Winning (BTW), sebuah perusahaan tambang timah pada masa kolonial Belanda yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan karyawan perusahaan timah tersebut.

Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok karena tak tahan dengan hawa dingin Pesanggrahan Menumbing. Bersama Agus Salim, Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949 hingga 6 Juli 1949.

Tempat ini merupakan lokasi serah terima Surat Kuasa Kembalinya Pemerintahan RI ke Yogyakarta dari Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Juni 1949. Surat kuasa tersebut di konsep oleh Bung Hatta di Pesanggrahan Menumbing dan diketik oleh Abdul Gafar Pringgodigdo.

Jauh sebelum masa itu, pesanggrahan ini adalah tempat pengasingan seorang bangsawan dari tanah Jawa yaitu Pangeran Ario Pakuningprang oleh Belanda pada bulan Februari 1897. Pangeran Ario adalah cucu dari Sri Pangeran Paku Alam II dari Kesultanan Yogyakarta yang diasingkan Belanda karena menolak memerangi Aceh dan malah berbalik menyerang pasukan Belanda.

Baca juga: Alamat dan nomor telepon hotel dan penginapan di Muntok, Bangka barat. bangka belitung

Demikianlah ulasan mengenai objek wisata yang ada di muntok kabupaten bangka barat. Semoga bermanfaat dan bisa

⏪ prev : Objek wisata menarik yang ada di toboali bangka selatan.

⏩ next : Objek wisata menarik yang ada di sungailiat kabupaten bangka.

Comments